Pertanyaan masyarakat soal penyebab gempa di Malang yang berukuran 6,7 SR pada Sabtu (4/10/2021) akhirnya mulai terjawab. PihakBMKGmengungkapkanpenjelasansecarailmiahapa aktivitas yang terjadi saatgempa. Meski getarannya tinggi,BMKGmemastikan bahwagempatidak memancingtsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwagempaini tidak berpotensitsunamimeski berkekuatan cukup besar. Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono memberikan penjelasan secara ilmiah. Daryono mengatakan, gempa 6,7 SR di Malang ini termasuk gempa menengah.
"Karena adanya deformasi slep lempeng Australia yang tersubdaksi pada zona selatan Jawa Timur yang sudah mulai menukik, ada di bawah zona megathrust," terangnya. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kedalamangempayang mencapai 80 kilometer menjadi penyebab utama tidak muncul potensitsunami. Padahal zona sesar ini sensitif terhadap tsunami. Bahkan, tsunami bisa terjadi jika kekuatan gempa ada di atas M 7.
"Patut disyukuri dengan kedalamangempayang 80 kilometer itu tidak menimbulkantsunami." "Karena kalo melihat mekanisme sumbernya ini adalah sesar naik, sensitif jika kekuatannya besar di atas 7 dan memiliki kedalaman lebih dangkal." Sementara meihat datagempaterjadi di daerahMalang, sudah beberapa kali terjadigempayakni bisa dikatakan cukup sering.
"Kawasan Selatan Malang ini masih aktif dan kompleks, karena hampir 2 bulan sekali terjadi gempa. Menurut catatan sejarah, ada beberapa kali gempa merusak yang terjadi, seperti 1896, 1937, 1962, 1963, 1972," tuturnya kemudian. Hasil analisisBMKGdalam informasi awal menunjukkangempabumi ini memiliki magnitudo M=6,7 kemudian di update menjadi magnitudo Mw=6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya,gempabumi yang terjadi merupakan jenisgempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwagempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik. Sementara, sebagian wilayah di Indonesia juga turut merasakangempayang berpusat di KabupatenMalang.
Dimulai dari wilayah Kabupaten Turen V MMI, hampir semua penduduk merasakan getaran sampai banyak orang terbangun. Sementara di wilayah Karangkates,Malang, Blitar IV MMI, getaran dirasakan ketika sebagian besar warga sedang berada di dalam rumah saat siang hari. Kemudian daerah Kediri, Trenggalek, Jombang III IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI merasakan getaran nyata di dalam rumah seperti ada sebuah truk lewat.
Beralih ke daerah Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibatgempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwagempabumi ini tidak berpotensitsunami.
BKMG juga menyoroti dampak setelah gempa terjadi. Hasil monitoringBMKGbelum menunjukkan adanya aktivitasgempabumi susulan. Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan olehgempa, masyarakat dihimbau memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal. Pastikan bangunan tidak ada kerusakan akibat getarangempasebelum kembali ke dalam rumah. Informasi resmi terkait gempa hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui media sosial terverifikasi, website telegram dan Mobile Apps.
Sementara itu, hasil update terbaru terkait korban yang terdampak akhirnya bisa diketahui. Perincian korban jiwa yakni 3 orang meninggal di Kabupaten Lumajang, 2 orang di antara wilayah Lumajang dan KabupatenMalang, dan seorang lainnya di KabupatenMalang. "Itu data hingga pukul 18.00 WIB," ucapKepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, sebagaimana dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021) malam.
Sejauh ini, petugas masih terus melakukan pendataan terkait dampak dan kebutuhan pascagempa. Dari informasi BPBD Kabupaten Lumajang, tercatat adanya sejumlah titik pengungsian diDesa Kali Uling, Kecamatan Tempur Sari. "Jumlah warga yang mengungsi masih dalam pendataan," katanya lagi.
Untuk wilayah KabupatenMalang, Blitar, Trenggalek dan Tulungagung, Radit menyampaikan belum ada laporan warga yang mengungsi. Terkait dengan dampak kerusakan akibatgempatersebut, menurutnya masih dalam proses pendataan. Informasi sementara untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, BPBD setempat mencatat kerusakan rumah rata rata pada tingkat rusak ringan.
“Di wilayah Kabupaten Trenggalek dan KotaMalang, kerusakan rumah pada kategori rusak ringan hingga sedang,” kata dia. Sementara itu, di Kabupaten Lumajang,Malangdan Blitar, tingkat kerusakan rata rata ringan hingga berat. “BNPB terus berkoordinasi dan memantau kondisi di lokasi bencana dengan berkoordinasi dengan BPBD di wilayah Provinsi Jawa Timur,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono mengatakan, episenter gempa hari ini berada di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 80 km. Pihaknya juga menyampaikangempaMalangini bukanlahgempaMegathrust, namun merupakangempamenengah di Zona Beniof.
Hal ini karena berdasarkan analisis, deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatanMalang. Sementara mekanisme sumbergempatersebut, imbuhnya berupa pergerakan sesar naik (thrust fault). “Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensitsunami, namun patut disyukuri bahwagempaini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehinggagempaini tidak berpotensitsunami,” ujarnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).
Daryono menjelaskangempaini memiliki spektrum guncangan yang luas yang dirasakan hingga daerah Banjarnegara di barat dan Bali di timur. Menurutnya hal itu karena adanya kaitan dengan hiposentergempanya yang cukup dalam.